Kamis, 23 Juli 2015

Malaikat?


Kini aku sedang terdiam di satu dari sekian banyak gedung pencakar langit , Gedung tertinggi dikota ini . Aku sedang menghirup udara malam sepua-puasnya lalu aku akan menjatuhkan diriku. Aku mulai menggigil kedinginan …            
Jika saja ini adalah sebuah film , maka inilah adegan  saat saat dimana para penonton tidak ingin berkedip sedikitpun . Itulah aku , tapi di sini tidak ada seorang penonton pun . Paling tidak keluargaku harus mendukung dan bersorak untukku ….

Disaat seperti ini aku mulai mengingat masa-masa dimana ayah meneriakkan kata-kata “BANGSAT” atau “ANAK TIDAK DIUNTUNG” atau “LIAT ADIKMU YANG LEBIH BAIK” . Kata-kata itu mengendap di dalam otakku . Suara ayah semakin lama semakin mengeruh sehingga membuatku meneteskan air mataku saking perihnya .

Entah karena apa ayahku selalu menomor duakan aku dibanding adikku . Adikku yang terlalu rajin dan pintar sehingga selalu nomer satu dalam segala hal . Adikku selalu juara 1 dikelasnya sedangkan aku dari kelas 1 SD hingga sekarang aku hanya bisa menempati 15 besar . Adikku memang bisa merebut perhatian semua orang termasuk ayah dan ibu , Aku hanya bisa hidup dalam kesendirian dan bayang-bayang adikku .

Aku tau selama ini adikku itu diam-diam menyimpan perhatian kepadaku . Yang selalu pulang malam & mabuk-mabukan .  Aku ini memang sampah keluarga dan adikku adalah emas . Emas memang harus dijaga dan diasah sedangkan sampah sudah seharusnya dibuang dan terlupakan .

Ku kira ceritaku cukup dramatis bak sinetron picisan saja . Memang sulit untuk dipercaya tapi inilah keadaannya . Benar-benar nyata .
Saat adikku itu lahir . Aku masih sangat ingat , hari itu ayah menjemputku kesekolah dan langsung membondong ku ke rumah nenek . Kata nenek , ibu baru saja melahirkan adikku jadi ibu dan ayahku tidak sempat untuk mengurusku . Iya sibuk dengan anak barunya . Setelah 5 bulan dirumah nenek mereka belum juga menjemputku . Sampai akhirnya nenek meninggal barulah mereka menjemputku .

Aku sadar ayah memang tidak mau aku ada dirumah . Kadang-kadang aku berfikir bahwa mereka menyesal telah melahirkan ku . Sering aku juga berfikir bahwa aku ini adalah anak pungut atau bukan anak kandung mereka , Karena mereka tidak pernah memperhatikan pendidikan , pergaulan , dan apakah aku sudah makan hari ini atau belum . Mereka sama sekali tidak memperhatikanku . Waktu mereka habis digunakan untuk bekerja dan mengurus adikku yang sekarang mulai tumbuh dewasa .  Ketidak adilan ini menari-nari dimataku , terasa sangat rasa sakit yang kurasakan .

Karena itulah aku disini untuk bunuh diri , aku merasa bunuh diri itu adalah satu dari sekian hal yang bisa kulalukan  . Dengan mengakhiri hidup aku akan terbebas dari sakit hatiku yang bertumpuk sudah dihatiku . Menurutku melompati gedung setinggi kira-kira 80m bisa mencabut nyawaku , kemungkinan matinya kira-kira 90% yah minimal lebih ampuh dari pada meminum baygon . Dan kukira cara ini memang keren dan sangat amat dramatis .

Aku tertawa terbahak-bahak sampai akhirnya air mataku keluar kemudian berhenti karena kelelahan . Jam sudah menunjukan pukul 23.30 aku mulai berdiri dan memulai prosesi bunuh diriku . Namun saat melihat kearah bawah , aku mulai berkeringat dingin saking takutnya . Lalu aku menoleh kearah timur . Disana terlihat seorang wanita yang sedang melirik ke arahku . Aku sungguh malu , aku menegurnya dan bertanya untuk apa dia disitu .

“ Ngapain lo ?” Tanyaku bingung . 

“ Lagi ngeliatin orang bodoh bunuh diri ” Jawabnya sambil mengejek . Dan    aku sangat yakin ejekan itu adalah untukku . Aku mendekatinya …
“Maksudnya , gue gitu ?” Tanyaku serius ..
“Emang siapa lagi yang mau bunuh diri disitu ? Lagian ngapain coba berdiri diketinggian kaya tadi ?” ejeknya .
“Nyari angin ! Lagian aku gak mau bunuh diri ya .” Jawapku .
“Oh gitu ya… “
“Kamu siapa ?” Tanyaku sengit sambil terengah-engah mengatur nafas .
“Kenalin gue Fyqa ,”Jawapnya dengan sopan .
“Fyqa siapa? mau apa ?”
“Gue memang suka tempat ini , hampir setiap hari gue disini .” Jawapnya polos sambil menyeret seretan jaketnya .

Suasana senyap beberapa saat .
Sampai akhirnya Fyqa itu bercerita tentang kehidupannya ..

“Gue tau lo pasti depresi. Sedepresi apa sih , sampek bunuh diri segala?“ Katanya .
“Gue yakin masalah lo gak seberat masalah gue .” Lanjutnya .
“Emang apa masalah lo ? “ tanyaku penasaran .
“Lo gak perlu tau yang jelas gue udah kehilangan hidup gue . Cerita hidup gue dramatis banget ! Ntar lo nangis lagi , gue gak ada ember ni buat nampungnya“ Katanya , membuat tawaku yang udah hampir gak ada lagi sekrang balik .

“Pulang gih “ katanya .
“Pulang kemana ? Gue udah gak punya siapa-siapa lagi . Keluarga gue udah gak peduli sama gue .” Jawabku .
 
“Siapa bilang , “

Tiba-tiba Ibu , ayah , dan adikku dating dari belakang memelukku . Baru kali ini aku merasakan sentuhan hangat keluarga . Hari ini benar-benar hari terindah dalam hidupku . Ibu dan Ayah menyadari kesalahan mereka . Dan mereka berjanji akan slalu disampingku .

Akhirnya hidupku berubah total semenjak hari itu , prosesi bunuh diri itu tidak jadi ku lakukan . 
Tapi yang masih aku pikirkan saat ini siapa wanita itu .. ?
Apa dia seorang malaikat tanpa sayap ? Entahlah ..
Kejadian itu begitu cepat berlalu , aku yang terlalu senang jadi melupakan dia . Dan ia hilang begitu saja …

By : Fhey