Rabu, 21 Januari 2015

7 Januari 2015 (Mengenang)

Malam ini mengingatkanku pada malam kita bersama pada tanggal 17 November 2013. Itu adalah malam yang tak bisa kulupakan, dan malam ini terulang kembali namun dalam tempat dan waktu yang berbeda serta kondisi yang tak lagi sama.

Indah, karna ini yang kita suka. Menyatu dengan alam, tanpa kebisingan. Sejenak mengenang dan merentetkan dari kisah kita yang lalu, seolah Tuhan ingin selalu membersamakan kita dalam alam dan keindahannya. Meski sejenak, dan dalam kondisi yang tak lagi sama kau tetap yang akan ku jaga dan aku akan tetap menjagamu seperti waktu itu.

Meski tak bisa menggenggammu selama perjalanan kita seperti waktu itu, namu genggamku akan selalu ada untukmu, untuk menarik dan menyemangatimu ketika kau lelah menapaki track-track yang akan kita lewati nanti. Dan eratnya genggam itu pasti dan akan selalu sama dengan genggaman pertama yang kuberi padamu kala itu.

Terima kasih Tuhan, aku tahu ini bukan kebetulan. Semua ada dalam rencanamu. Aku harap rencana itu akan selalu indah.

Perjuangan Seorang Kakak Demi Kesembuhan Adiknya

Demi adiknya, sang kakak rela melakukan apa saja agar adiknya sembuh. Tak eduli hujan dan teriknya panas mata hari, yang diinginkan oleh sang kakak adalah bagaimana agar adiknya bisa tersenyum kembali seperti dulu.

"Mbak, aku ingin namaku terukir di Mahameru." Itu keinginan yang terucap oleh sang adik. Sang kakakpun mulai berangkat demi kesembuhan adiknya. Ia berangkat dengan penuh harapan dan semangat agar adiknya bisa kembali tersenyum.

Berjalan menapaki langkah demi langkah bukan hanya tujuan, namun proses serta kenangan yang ia temui di setiap persimpangan yang tak bisa terlupakan. Berjuang membawa 60L the real big bag Avtech untuk mencapai puncak Mahameru dan mengukir nama sang adik disana.